Jumat, Maret 06, 2015

Geomorfologi Pulau Sulawesi



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan jumlah sekitar 17.000 pulau. Dari beberapa pulau tersebut terdapat 5 pulau besar, yaitu Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian. Kepulauan Indonesia tidak lepas dari sejarah pembentukannya baik proses endogen maupun eksogen. Dari 17.000 pulau dan 5 pulau besar tersebut, kami tertarik membahas salah satu pulau terbesar di Indonesia yaitu Sulawesi dengan keadaan geomorfologinya.
Pulau Sulawesi merupakan sebuah pulau dalam wilayah Indonesia yang terletak di antara pulau Kalimantan di sebelah Barat dan kepulauan Maluku di sebelah Timur.Dengan luas wilayah sebesar 174.600 km², Sulawesi merupakan pulau terbesar ke-11 di dunia. Secara administratif pulau Sulawesi dibagi menjadi enam provinsi yaitu provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara dan Gorontalgo
.
Kerangka morfologi pulau Sulawesi menyerupai huruf K besar atau bunga Mawar laba-laba yang membujur dari utara ke selatan dan tiga semenanjung yang membujur ke timur laut, timur, dan tenggara, yang terdiri dari 4 cabang yang sempit (lengan) yang dipisahkan oleh teluk-teluk dan dipersatukan dibagian tengah. Pulau ini dibatasi oleh Selat Makasar di bagian barat dan terpisah dari Kalimantan serta dipisahkan juga dari Kepulauan Maluku oleh Laut Maluku.Sulawesi berbatasan dengan Borneo di sebelah barat, Filipina di utara, Flores di selatan, Timor di tenggara dan Maluku di sebelah timur.
Sulawesi sendiri dikelilingi oleh palung-palung dalam.Proses-proses geologis di Sulawesi sangat aktif.Sulawesi merupakan salah satu pulau yang bentuknya meramping dan terletak di Indonesia bagian timur yang dilewati oleh jalur pegunungan Pasifik yang bersifat Vulkan dan terbentuk oleh adanya pertemuan tiga lempeng yaitu, lempeng Eurasia, Indoaustralia, dan Pasifik.Oleh karena itu wilayah pulau Sulawesi sangat rawan oleh bencana alam baik gunung meletus ataupun gempa bumi.

B.    Perumusan Masalah
            Uraian latar belakang di atas dapat dirumusakan permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1.     Bagaimanakah karakteristik dan kondisi geomorfologi pulau Sulawesi?
2.     Bagaimanakah potensi wilayah Sulawesi?
C.    Tujuan Penulisan
            Uraian Rumusan Masalah di atas terdapat beberapa tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1.     Dapat mengetahui secara detail karakteristik dan kondisi geomorfologi pulau Sulawesi
2.     Untuk mengetahui bagaimana potensi wilayah Sulawesi.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Karakteristik Pulau Sulawesi
Pulau Sulawesi termasuk 5 pulau terbesar di Indonesia. Sebelumya Pulau Sulawesi ini terbentuk dalam 4 masa yaitu masa Eosen, Miosen, Pliosen, dan Plitosen.
1.     Eosen (65-40 juta tahun yang lalu)
      Pada jaman ini terbentuk karena adanya 2 daratan yang menjadi cikal bakal kaki Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Timur, selain itu merupakan cikal bakal kaki Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Utara yang bergerak menuju Borneo yang menyebabkan kedua daratan tersebut menyatu.
2.     Miosen (40-20 juta tahun yang lalu)
      Pada jaman ini terjadi pencampuran jenis-jenis batuan yang berasal dari lingkungan endapan yang berbeda akibat adanya pergerakan lempeng ke arah barat.
3.     Pliosen (15-6 juta tahun yang lalu)
      Pada jaman ini terjadi proses penumbukan kedua daratan yang terus berlangsung.
4.     Plitosen (4-2 juta tahun yang lalu)
      Jaman ini terjadi pemekaran dasar samudra di laut antara Kalimantan dan Sulawesi.
Pulau Sulawesi mempunyai bentuk yang berbeda dengan pulau lainnya. Kerangka pulau Sulawesi berbentuk menyerupai huruf ”K” besar, yang terdiri dari empat lengan yaitu, Lengan Utara, Lengan Tengah, Lengan Tenggara, dan Lengan Selatan yang dipisahkan oleh teluk-teluk dalam dan dipersatukan dibagian tengah.
Pulau Sulawesi terletak pada zone peralihan antara Dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul dan dikelilingi oleh laut yang dalam.Dibagian utara dibatasi oleh basin Sulawesi (5000–5500 m). Di bagian Timur dan Tenggara di batasi oleh laut Banda utara dan Laut Banda Selatan dengan kedalaman mencapai 4500–5000 m. Sedangkan untuk bagian Barat dibatasi oleh Palung Makasar (2000-2500m).
Sebagian besar daerahnya terdiri dari pegunungan dan dataran rendah yang terdapat secara sporadik, terutama terdapat disepanjang pantai.Dataran rendah yang relatif lebar dan padat penduduknya adalah di bagian Lengan Selatan.
Secara geologi, Sulawesi merupakan wilayah yang geologinya sangat komplek, karena merupakan perpaduan antara dua rangkaian Orogen (Busur kepulauan Asia timur dan sistem pegunungan Sunda).Sehingga  hampir seluruhnya terdiri dari pegunungan, sehingga merupakan daerah paling berpegunungan di antara pulau- pulau besar di Indonesia. Secara rincifisiografi Sulawesi adalah sebagai berikut
1.      Lengan Utara
Pada lengan ini, fisiografinya terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan aspek geologinya.Ketiga bagian tersebut adalah :
a)     Seksi Minahasa, merupakan ujung timur dari Lengan Utara Sulawesi dengan arah timur laut barat daya yang bersambung dengan penggungan Sangihe yang dicirikan oleh aktifitas vulkanis pegunungan Soputan.
b)     Seksi Gorontalo merupakan bagian tengah dari Lengan Utara Sulawesi dengan arah timur ke bawah, namun aktifitas vulkanis sudah padam yang lebar daratannya sekitar 35–110 km, tapi bagian baratnya menyempit 30 km (antara Teluk Dondo dipantai utara dan Tihombo di pantai selatan). Seksi ini dilintasi oleh sebuah depresi menengah yang memanjang yaitu sebuah jalur antara rangkaian pegunungan di pantai utara dan pegunungan di pantai selatan yang disebut zone Limboto.
c)    Jenjang Sulawesi Utara, merupakan Lengan Utara Sulawesi yang arahnya dari utara ke selatan dan terdapat depresi (lanjutan zone Limboto di Gorontalo ) yang sebagian besar di tutup oleh vulkan–vulkan muda, sedangkan antara lengan utara dan lengan timur di pisahkan oleh Teluk Tomini yang lebarnya 100 km di bagian timur dan sampai 200 km di bagian barat sedangkan dasar teluknya semakin dangkal kearah barat (kurang dari 2000 meter) dan di bagian tengah Teluk Tomini tersebut terdapat pegunungan di bawah permukaan air laut dengan bagian tinggi berupa kepulauan Togian Meliputi Provinsi Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Sulawesi  Utara.
Berikut ini merupakan ciri khas dari Lengan Utara :
Ø  Mempunyai bentuk berkelok-kelok
Ø  Terdapat gunung api yang masih aktif (Gunung Colo)
Ø  Terdapat banyak patahan (Patahan Palu dan Patahan Gorontalo)
Ø  Dipisahkan dari lengan timur oleh Teluk Tomini
Ø  DAS sempit, sungai pendek dan morfologinya kasar serta banyak perbukitan dan pegunungan
2.     Lengan Timur
Lengan timur Sulawesi arahnya timur laut barat daya dan dapat dibedakan menjadi tiga bagian. Tiga bagian tersebut adalah:
a)   Bagian Timur, berupa semenanjung Bualemo yang di pisahkan dengan bagian tengah oleh tanah genting antara Teluk Poh dan Teluk Besama
b)   Bagian Tengah, dibentuk oleh pegunungan Batui dengan pegunungan Batulumpu yang arahnya timurlaut-baratdaya yang berangsur-angsur dari 20 km di timur sampai 80 km di utara Bunku.
c)   Bagian Barat, merupakan pegunungan tinggi yang membujur antara garis ujung Api sampai Teluk Kolokolo bagian timur dan garis Lemoro sampai teluk Tomini di barat dan lebarnya sekitar 75-100 km.
Berikut adalah ciri khas dari Lengan Timur :
Ø  Meliputi Provinsi Sulawesi Tengah
Ø  Banyak ditemukan batuan grabo dan malihan
Ø  Banyak terjadi gerakan tektonik
Ø  DAS sempit, sungai pendek dan morfologinya kasar serta banyak perbukitan dan pegunungan


3.    Lengan Tenggara
Batas antara lengan tenggara dengan bagian tengah Sulawesi adalah berupa tanah genting antara Teluk Usu dengan Teluk Tomoni yang lebarnya 100 km. Sedangkan Lengan Tenggara Sulawesi dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
a)  Bagian Utara, berupa Peridotit dari Pegunungan Verbeek yang di tengahnya terdapat dua graben yaitu Danau Matana dan Danau Tomini yang letaknya berada antara Teluk Palopo ( Ujung utara Teluk Bone ) dengan Teluk Tolo.
b)  Bagian Tengah, berupa Pegunungan Mekongga disebelah barat dan sediment peridorit di sebelah timur yang di batasi oleh Pegunungan Tangeasinua, sedangkan antara kedua pegunungan tersebut terdapat basin yang dialiri Sungai Konewha, sedangkan kearah tenggara jalur ini tenggelam dan membentuk teluk-teluk dan pulau-pulau kecil serta berkelanjutan sampai kepulauan Manui.
c)  Bagian Selatan, merupakan suatu depresi yang membujur dari arah barat ke timur yang membentang antara Kendari dan Kolaka yang diisi dataran Aluvial yang berawa sedangkan di bagian selatannya berupa pegunungan dan bukit-bukit yang teratur dengan membujug barat ke timur.
         Berikut adalah ciri khas Lengan Tenggara:
Ø  Meliputi wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara
Ø  Tidak terdapat gunung api aktif maupun tidak aktif
Ø  Terjadi batolotik dome dalam jumlah yang luas dengan batuan grabo yang berwarna hitam
Ø  DAS memanjang, sungai panjang dan terdapat dataran yang luas
4.     Lengan Selatan
Bagian Sulawesi Selatan merupakan daerah yang dibatasi oleh garis tenggara-barat laut dari muara sungai Karama sampai Palopo.Batas Lengan Utara dari garis timur laut-barat daya dari Palopo sampai Teluk Mandar.Namun secara geologis bagian Barat Lengan Sulawesi Tengah termasuk Pegunungan Quarles yang lebih dekat hubungnnya dengan bagian selatan dengan Lengan Selatan.
Fisiografi Lengan Selatan berupa pegunungan seperti pegunungan yang ada di antara Majene yang membujur utara-selatan, antara pegunungan Quarles dengan pegunungan Latimojong dipisahkan oleh lembah Sadang dan diantara lembah Sadang dan teluk Bone terdapat Pegunungan Latimojong yang membujur dari utara ke selatan dengan ketinggian sekitar 3000 mdpl.Pada bagian utara dan selatan lengan ini dipisahkan oleh depresi dengan arah baratlaut tenggara yang terdapat danau-danau seperti Tempe, Sidenreng, dan danau Buaya.Pada bagian selatannya lengan ini mempunyai ketinggian yang lebih rendah jika dibandingkan dengan bagian utara. Di daerah ini ada dua jalur pegunungan yaitu di bagian barat dengan ketinggian diatas 1000 mdpl dan bagian timur dengan ketinggian 800 mdpl yang dipisahkan oleh lembah Sungai Walaneia. Kedua jalur pegunungan tersebut di sebelah selatan pegunungan Bontorilni, bersatu sebagai hulu sungai Walaneia yang mengalir ke utara tertutup oleh vulkan besar Lampobatang.Sedangkan di luar pantai Makasar terdapat dangkalan Spermonde dengan rangkaian karang, dan di luar pantai Watampone terdapat dangkalan dengan rangkaian karang, laut dangkal dan sebelah baratnya menurun sampai Palung Bone.
Berikut adalah ciri khas Lengan Selatan :
Ø  Merupakan sayap yang didominasi oleh keberadaan Gunung Lampobatang dengan tinggi  2871 meter
Ø  Batuan yang dominan adalah batuan andesit
Ø  Daerahnya subur
Ø  DAS sempit dan sungainya pendek
Ø  Terdapat danau Tempe
  
A.    Potensi Fisik Pulau Sulawesi
1.     Sulawesi Utara
a.      Potensi Pariwisata
Sulawesi utara merupakan bagian ujung utara dari semenanjung Pulau Sulawesi yang terletak di antara 030'-535'LU dan12370'-12700'BT, yang berbatasan dengan Pualau Sulawesi. Pulau Sulawesi memiliki luas 15.241,46km2, yang terbagi kedalam wilayah kabupaten. Sulawesi Utara memiliki banyak sekali potensi fisik, salah satunya adalah potensi pariwisata yang sangat menarik. Potensi pariwisata yang sangat terkenal dan mempunyai potensi yang sangat menarik di Sulawesi Utara salah satunya adalah Taman Nasional Laut Bonaken. Taman Nasional Bunaken adalah taman laut yang terletak di Sulawesi Utara, yang terbentuk karena adanya pergerakan tiga lempeng yaitu lempeng Australia, Eurasia, Pasifik sehingga membentuk taman laut yang indah. Taman Nasional Bunaken terletak di Kelurahan Bunaken, Kecamatan Bunaken, kota Manado. Terletak pada koordinat 140'LU 12439'BT / 1,667LU124,56BT dan memiliki luas sekitar 890km2. 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan.
Untuk mencapaian lokasiTaman Nasional Bunaken dapat dicapai melalui Pelabuhan Manado, Marina Nusantara Diving Centre (NDC) di Kecamatan Molas dan Marina Blue Banter. Dari Pelabuhan Manado dengan menggunakan perahu motor menuju pulau Siladen dapat ditempuh + 20 menit, pulau Bunaken + 30 menit, pulau Montehage + 50 menit dan pulau Nain +60 menit. Dari Blue Banter Marina dengan menggunakan kapal pesiar yang tersedia menuju daerah wisata di pulau Bunaken dapat ditempuh dalam waktu 10-15 menit, sedangkan dari pelabuhan NDC menuju lokasi penyelaman di pulau Bunaken dengan menggunakan speed boat ditempuh dalam waktu + 20 menit. Taman Nasional Laut Bunaken termasuk beriklim tropis dengan curah hujan berkisar antara 2.000 – 3.000 mm per tahun, suhu udara antara 26-31 C, waktu yang cocok untuk berkunjung ke Taman Nasional Bunaken adalah pada bulan Mei s/d Agustus.
Gambar 2.1
http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/image/bunaken2.jpghttp://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/image/peta_bunaken.jpg
b.     Potensi Pertambangan
                        Selain potensi pariwisata, Sulawesi Utara juga memiliki potensi pertambangan yang cukup menarik yaitu pertambangan batubara. Batubara termasuk salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
                                    Tingkatan  biokimia (atau biogenetik) daripada metamorfisme organik adalah aksi orgasnisme hidup, khususnya dominan bakteri. Bakteri yang berperan yaitu bakteri aerob dan bakteri anaerob serta jamur, Bakteri aerob menguraikan unsur karbon (C), nitrogen (N) dan karbon dioksida (CO2) pada material tumbuhan, sedangkan bakteri anaerob menguraikan unsure hidrokarbon (CH), asam (acid) serta alkohol (C2H5OH) pada material tumbuhan, proses ini berlangsung di bawah permukaan.
2.      Sulawesi Tenggara
      Sulawesi Tenggara terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan diantara 0245'-0615'LS dan membentang dari barat ke timur dintara 12045'-12445'BT, dengan batas wilayahnya:
·       Sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan (Teluk Bone)
·       Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Maluku (Laut Banda)
·       Sebelah utara dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah
                        Sulawesi selatan juga memiliki banyak potensi fisik yang sangat menarik salah satunya Taman Nasioanl Wakatobi dan Air Terjun Moramo.
a.      Taman Nasional Wakatobi
                        Wakatobi adalah salah satu potensi fisik yang ada di Sulawesi  Tenggara. Taman Nasional Wakatobi terbentuk sejak jaman tersier hingga akhir jaman miosen. Pembentukan di kawasan ini akibat adanya proses geologi berupa sesar geser, sesar naikmaupun sesar turun dan lipatan yang tidak dapat dipisahkan dari gaya tektonik yang berlangsung sejak jaman dahulu hingga sekarang.
                        Taman Nasional Wakatobi terletak di gugusan kepulauan Wakatobi, sebuah Kabupaten yang berada di sebelah selatan kota Kendari, Propinsi Sulawesi Tenggara. Terletak pada koordinat 541'LU 1240'BT / 5,683LS124BT. Wakatobi merupakan gabungan nama empat pulau besar yang ada digugusan kepulauan wakatobi yakniPulau Wangi-Wangi, Pulau Kaledupa, Pulau Tomia, dan Pulang Binungko.Taman Nasional Wakatobi sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pusat segitiga terumbu karang (The Coral Triangle Center) dunia bersama dengan Malaysia, Filiphina, Papua Nugini, Timor Leste dan Kepulauan Solomon, mencakupi 5,7 juta km2 wilayah laut.
        Untuk menuju ke Taman Nasional Wakatobi ini ada dua jaluralternatif yang bisa kita tempuh, kita dapat melalui jalur dari pelabuhan Kendari menuju Bau-Bau dengan menggunakanspeedboat, dari Bau-Bau diteruskan dengan menggunakan perahu kayu menuju Wanci (pulau Wangi-Wangi). Wanci merupakan pintu gerbang pertama memasuki kawasan Taman Nasional Wakatobi. Selain melalui jalur tersebut kita juga dapat melewati Bau-bau  ke Lasalimu menggunakan kendaraan roda empat dengan waktu tempuh sekitar 2 jam, atau dari Lasalimu ke Wanci perjalanan yang ditempuh menggunakan kapal laut dengan waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan. Bulan yang cocok untuk berkunjung ke Taman Nasioan Wakatobi adalah bulan April s/d Juni dan Oktober s/d Desember setiap tahunnya.






Gambar 2.2
http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/image/wakatobi.jpg
Gambar 2.3
b.     Air Terjun Moramo
                        Air Terjun Moramo terbentuk karena adanya bebatuan yang mengalami erosi dan jatuh ke bawah dari ketinggian. Air terjun dapat berupa buatan yang biasa digunakan di taman. Air Terjun Moramo terletak di kawasan Hutan Suaka Alam Tanjung Peropa, Sulawesi Tenggara dan merupakan air terjun bertingkat (cascade) yang indah dengan ketinggian sekitar 100 meter.Dari ketinggian tersebut, air mengalir melewati tujuh tingkatan utama.Di samping 7 tingkatan utama tersebut, terdapat juga 60 tingkatan kecil yang sekaligus berfungsi sebagai tempat penampungan air (semacam kolam air).Air Terjun Moramo Terletak di kawasan Hutan Suaka Alam Tanjung Peropa tepatnya di Desa Sumber Sari, Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Air terjun Moramo terletak pada koordinat3° 58' LS  122° 21' BT / 3,58LS 122,35. Memiliki luas 38.937 Ha, Air Terjun Moramo dinaungi panorama alam yang menghijau dengan kicauan burung saling bersahutan serta ragam fauna seperti aneka burung, kupu-kupu, dan berbagai satwa endemik Sulawesi seperti seperti monyet hitam dan Anoa.
                        Air Terjun Moramo juga memiliki keunikan lain yaitu daerah batuan kapur yang menyebabkan dinding-dindingnya tidak licin untuk dipanjat pengunjung. Air Terjun Moramo sendiri berasal dari Sungai Biskori yang berhulu di Pegunungan Tambolosu dan dimanfaatkan masyarakat untuk pengairan sawah mereka.
Gambar 2.4

Gambar 2.5
Sumber: http://www.google.map_Air_Terjun_Moramo.htm.
3.     Sulawesi Tengah
      Posisi astronomis Sulawesi Tengah terletak antara 222'LU dan 348'LS serta 11922' dan 124122'BT, luas wilayah daratan Sulawesi Tengah bagian daratan 63.305 km2 dan luas perairan laut 193.923,75 km2.
Adapun batas-batas Sulawesi Tengah sebagai berikut:
·       Sebelah utara berbatasan dengan laut Sulawesi dan Provinsi Gorontalo
·       Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Maluku dan Maluku Utara
·       Sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tenggara
·       Sebelah barat berbatasan dengan Selat Makasar dan Provinsi Sulawesi Barat.
Adapaun potensi fisik yang dimiliki oleh Sulawesi Tengah adalah potensi pertambangan. Potensi pertambangan yang paling unggul adalah nikel. Bijih nikel diperoleh dari endapan nikel laterit yang terbentuk akibat pelapukan batuan ultramafik yang mengandung nikel 0.2-0.4 % (Golightly, 1981). Jenis-jenis batuan tersebut antara lain olivine, piroksin, dan amphibole (Rajesh, 2004). Nikel laterit umumnya ditemukan pada daerah tropis, dikarenakan iklim yang mendukung terjadinya pelapukan, selain topografi, drainase, tenaga tektonik, batuan induk, dan struktur geologi.
Pertembangan nikel yang paling besar di Sulawesi Tengah adalah daerahKabupaten Morowali sebesar 149.700 ha dengan cadangan terduga terbesar 8.000.000 WMT. Blok Tompira sendiri memiliki cadangan infered Linonit sejumlah 6 juta ton kadar Ni 1,40% , saprolit 0.3 juta ton kadar Ni 2,4 %. Diblok Ungkaya potensi infered Limonit sebanyak 3,1 juta ton kadar Ni 1.37%, Saprolit 0,2 juta ton kadar Ni 2,63%. Blok Taloa infered Limonit 1 juta ton kadar Ni 1,36%.
Dikabupaten Banggai Nikel yang terkandung pada Blok Siuna dengan luas arel tambang 45.000 ha kadar Nikel (niko) 1,23-2,93% cadangan infered 14.048 juta ton nico. Pada blok pagimana-Bunta luas areal tambang nikel 50.000 ha dengan mmkadar nico 1,45% cadangan infered 3.6 juta ton. Untuk balinggara luas aeral tambang 15.000 ha sebaran Ni Laterit 250 ha dan Blok Toli dengan luas areal tambang 62.500 ha dengan kadar Ni 1,15%. Untuk kabupaten Tojo una-una pada blok Ulubongka dan blok Balingara di kecamatan ampana tete dimana cadangan dan kadar belum diketahui atau masih dalam pendataan.









Gambar 2.6
                Sumber: http://www.google.map_Sulawesi_Tengah..htm.

4.     Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan terletak pada di antara 0o12'-8oLS dan 116o48'-112o36'BT. Luas wilayah Sulawesi Selatan adalah 45.764,53km2. Berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di timur, Selat Makasar di barat dan Laut Flores di selatan. Sulawesi Selatan sangat banyak potensi pertambangan salah satunya adalah petambangan batu bara. Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya dalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari bahan organic, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk memalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hydrogen dan oksigen.
Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu adalah masa pembentukan bau bara yang paling produktif dimana hamper seluruh deposit batu bara ter
Gambar 2.7entuk di belahan bumi bagian utara. Pembentukan batu bara ini  berasal dari tumbuhan berikut ini merupakan tumbuhan pembentuk batu bara:

a.      Alga
Alga, dari Zaman Pre-kambium hingga Ordovisum dan bersel tunggal, terjadi sedikit endapan pada periode ini.
b.     Silofita
Dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari Alga dan terjadi sedikit endapan pada zaman ini.
c.      Pteridofita
Umur Devon Atas hingga Karbon Atas. MAteri utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara
d.     Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di daerah beriklim hangat.
e.      Himnospermae
Kurun waktu mulai adari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah dan mengandung kadar getah yang sangat tinggi.
f.      Angiospermae
Dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding Himnospermae sehingga secara umum kurang terawetkan.
Wilayah Sulawesi Selatan mempunyai luas 4.666.453 hektare atau sekitar 31% dari wilayah Sulawesi, dan sekitar 3% luas wilayah Indonesia. Wilayah Sulawesi berbatasan dengan Sulawesi Barat di sebelah utara, Selat Makasar di sebelah Barat, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di sebelah timur. Terdapat potensi Batu Bara di Sulawesi Selatan yaitu di Kabupaten Bone dan Kabupaten Maros.




Gambar 2.7

Gambar 2.8

Sumber: http://www.google.map_Sulawesi_Selatan.htm.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari uraian makalah tersebut, didapat kesimpulan sebagai berikut:
1.     Pulau Sulawesi merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia, yang bentuknya sangat unik yaitu berbentuk menyerupai huruf ”K” besar, yang terdiri dari empat lengan yaitu lengan Utara, lengan Selatan, Lengan Tenggara dan Lengan Timur dan disatukan dibagian tengah.
2.     Secara administratif pulau Sulawesi dibagi menjadi enam provinsi yaitu provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo. Dari masing-masing pembagian wilayah tersebut banyak sekali sumber daya alam atau potensi fisik yang dapat dimanfaatkan, yaitu hasil pertambangan yang berupa emas, nikel, aspal, dll. Juga dari sektor perairan seperti Taman Nasional Bunaken yang indah dengan biota lautnya yang beraneka ragam, Wakatobi dan pariwisata bawah laut lainnya.

B.    Saran
1.     Mahasiswa
            Adapun saran kami sebagai penyusun makalah ini, penulis berharap kita bersama-sama mempelajarai lebih detail terkait dengan geomorfologi Indonesia khususnya pulau Sulawesi. Sehingga pada nantinya kita mendapatkan wawasan tentang Geomorfologi Indonesia pada umumnya. Setelah mendapatkan pengetahuan tentang potensi fisik yang sudah disediakan oleh alam, kita dapat memanfaatkan dengan baik serta menjaga dan melestarikannya
2.     Guru
       Dengan adanya pembuatan makalah ini, penulis berharap dapat memberikan pengetahuan dan wawasan baru mengenai pulau Sulawesi kepada guru. Selain itu juga penulis berharap guru dapat mengaplikasikan dengan baik pelajaran geomorfologi sehingga dapat menunjang proses pembelajaran geografi secara keseluruhan dan peserta didikpun dapat dengan mudah memahami mengenai geomorfologi khususnya geomorfologi pulau Sulawesi.





















DAFTAR RUJUKAN

Abari,Sidiq.2013. Geomorfologi Pulau Sulawesi.(online),            (http://muhamadsidiqabdari.blogspot.com/2013/01/geomorfologi-pulau-                  sulawesi.html, diakses pada 24 September 2014)
Herlambang, Sudarno.-. Dasar-dasar Geomorfologi Indonesia.Malang.UM Press
Wikipedia bahasa Indonesia.2014.Batu bara.(online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Batu bara, diakses pada tanggal 14 Desember 2014)
Wikipedia bahasa Indonesia.2014.Sulawesi.(online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi,diakses pada 31 Oktober 2014)

Wikipedia bahasa Indonesia.2014.Sulawesi Barat.(online), (http://.id.wikipedia.org.wiki.Sulawesi Barat, diakses pada tanggal 14 Desember 2014)

Wikipedia bahasa Indonesia.2014.Sulawesi Selatan.(online),    (http://.id.wikipedia.org.wiki.Sulawesi Selatan, diakses pada tanggal 14 Desember 2014)

Wikipedia bahasa Indonesia.2014.Sulawesi Tengah.(online), (http://.id.wikipedia.org.wiki.Sulawesi Tengah, diakses pada tanggal 14 Desember 2014)

Wikipedia bahasa Indonesia.2014.Sulawesi Tenggara.(online), (http://.id.wikipedia.org.wiki.Sulawesi Tenggara, diakses pada tanggal 14 Desember 2014)

Wikipedia bahasa Indonesia.2014.Sulawesi Utara.(online), (http://.id.wikipedia.org.wiki.Sulawesi Utara, diakses pada tanggal 14 Desember 2014)








DAFTAR LAMPIRAN
A.    Pertanyaan
1.     Suhartono (130401050139)
Berapakah letak astronomis secara geomorfologi dari ke-6 provinsi di Sulawesi?
·       Sulawesi Barat: 20oLU-60oLU  950oBT-980oBT
·       Sulawesi Utara: 0o19'-0o51'LU 121o23'-125o14'BT
2.     Maulidiah (130401050124)
Apakah yang dimaksud dengan daerah sparodik?
Daerah sparodik merupakan daerah terjadinya berlangsungnya proses endogen.
3.     Kartika (130401050036)
Bagaimana jalur DAS yang berada dipulau Sulawesi?
Banyak terdapat daerah aliran sungai di Pulau Sulawesi yang besar dan mengaliri di setiap daerah tersebut terbukti dengan adanya aliran sungai di Pulau Sulawesi.
4.     Yovita Sada (130401050086)
Mengapa di Daerah Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi tenggara terjadi potensi fisik yang berbeda khususnya potensi fisik pertambangan?
Di daerah Sulawesi potensi fisik pertambangannya sama, hanya saja kami sebagai penulis mengambil beberapa potensi fisik khususnya yang menonjol di daerah tersebut potensi dalam pertambangan.






B.    Power Point
























2 komentar:

  1. Ini tulisan sendiri ya? Mohon dibalas..... mau jadikan referensi......

    BalasHapus
  2. Iya ini tugas kelompok waktu mata kuliah geomorfologi dasar.
    Iya silahkan, semoga bermanfaat 😀

    BalasHapus